Gelar Orientasi Keterpaduan Posyandu dan BKB, Kapanewon Sewon Berharap Kesejahteraan Anak dan Ibu Semakin Membaik

 

Keterpaduan antara Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Bina Keluarga Balita (BKB) menjadi salah satu kunci penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kapanewon Sewon. Kolaborasi yang sinergis antara dua program ini memberikan dampak positif, terutama dalam upaya peningkatan kesehatan dan pendidikan anak-anak di usia dini. Seperti yang diketahui, masalah stunting masih terus menghantui masyarkat tanpa pandang bulu. Tidak hanya soal pertumbuhan fisik si kecil, namun perkembangan anak juga vital dalam menciptakan gererasi sehat guna menyongsong Generasi Emas 2030. 

Posyandu, sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat di tingkat desa atau kelurahan, memiliki peran strategis dalam pemantauan tumbuh kembang anak, imunisasi, dan pemberian informasi kesehatan kepada ibu hamil. Di sisi lain, BKB bertujuan untuk memberikan pendampingan kepada orang tua atau keluarga dengan balita agar dapat memberikan stimulasi yang baik bagi perkembangan anak.  Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah concern dalam langkah preventif pencegahan Stunting lewat Posyandu dan BKB. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah menyelenggarakan kegiatan bersama antara Posyandu dan BKB yang dihelat oleh Jawatan Sosial bersama Penyuluh KB dan Kader Posyandu-BKB se Kapanewon Sewon.

Arief Rahmad Gunawan, SP selaku Plt. Jawatan Sosial, menyatakan bahwa keterpaduan Posyandu dan BKB memberikan manfaat besar bagi masyarakat. 

"Melalui sinergi ini, kita dapat memberikan layanan yang lebih komprehensif kepada keluarga, tidak hanya terfokus pada aspek kesehatan tetapi juga melibatkan pendekatan pendidikan dan sosial untuk menyongsong generasi emas 2030", ujarnya.

Dalam pelaksanaan program ini, Penyuluh KB Kapanewon Sewon, Ibu Lasmiyati, SIP menyampaikan bahwa peran BKB bukan hanya administratif saja, melainkan jauh lebih besar yakni memastikan anak memiliki tumbuh kembang yang seimbang sehingga tidak ada lagi istilah stunting dan keterlambatan perkembangan. Menurut beliau, peran Posyandu dan BKB tidak dapat dikesampingkan. Hal ini pula yang memotivasi beliau untuk mengajak Ibu Dini, seorang Ketua BKB Nanas Bandung, Pendowoharjo yang dianggap jadi salah satu BKB terbaik di Sewon. 

Lebih lanjut, ibu Dini menyampaikan bahwa penyaluran pengetahuan dan kepercayaan untuk saling cerita adalah dua kunci penting eksistensi posyandu di masyarakat. Beliau mengungkapkan bahwa sebenarnya banyak ibu-ibu yang ingin bercerita soal tumbuh kembang si kecil, namun ada rasa malu dan sungkan. Sehingga tim BKB Nanas sering meluangkan waktu untuk mendengar cerita. Selain itu, transformasi teknologi informasi saat ini juga menjadi sarana bagi orang tua dan kader untuk menggali informasi terkait pola pengasuhan dan serba-serbi soal tumbuh kembang anak.

Kegiatan ini ditutup setelah diskusi yang antusias dari ibu-ibu kader, seperti Bangunharjo, Panggungharjo, Timbulharjo serta Pendowoharjo. Salah satu posyandu yang aktif pada pertemuan kali ini adalah Kalurahan Bangunharjo, dimana sebagai salah satu daerah perbatasan dengan Kota Yogyakarta, banyak temuan kasus yang kompleks terkait pelayanan terpadu anak disana.